PERBEDAAN
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
v Aliran Filsafat Yang Menaungi
Berdasarkan sejarah sosial, pendekatan kualitatif dibangun
berdasarkan tradisi pemikiran Jerman yang lebih banyak mengadopsi pemikiran
filsafat Plato yang humanistik. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan
Plato terhadap manusia lebih banyak
menempatkan manusia sebagai mahluk humanistis dari pada manusia sebagai homo
sapiens. Karena itu Plato memandang manusia sebagai manusia, bahkan plato lebih
dahulu melihat manusia dipengaruhi oleh rasionya, karena itu manusia memiliki
idealisme, gagasan Plato mempengaruhi Edmun Hussel, Martin Heidegger, dan Merleau
Ponty. Mereka adalah pelopor aliran fenomenologi, sebuah aliran filsafat yang
mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak
terisolasi satu sama lain melainkan selalu berhubungan secara dialektis.[1]
Metode kuantitatif berakar pada paradigma tradisional,
positivistik, eksperimental atau empiricist. Metode ini berkembang
dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke.
“Gaya” penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep
yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator
dengan memperhatikan aspek reliabilitas.[2] Penelitian kuantitatif didasari oleh
filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena obyektif dan dikaji
secara kuantitatif.[3] Dasar dari berfikir positivistik dalam upaya mencari
kebenaran dilandaskan pada besar kecilnya frekuensi kejadian atau variasi
obyek. Dalam positivisme pengujian obyektivitas, reliabilitas, dan validitas
dijadikan ukuran apakah penelitian itu berkualitas tinggi atau tidak.[4] Metode ini menggunakan metode berfikir deduktif. Deduksi
merupakan pemikiran yang dikemukakan oleh ahli ilmu pengetahuan yang berasal
dari zaman Yunani kuno yaitu Aristoteles.[5]
v Pengertian Penelitian
Menurut bogdan dan tailor metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang menghasilkan data deskriftif kualitatif berupa
kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan
diarahkan secara holistik (secara menyeluruh) metode penelitian kualitatif
sering disebut penelitiaan natural. Dalam penjelasan lain Bogdan dan Tailor
menerangkan bahwa penelitian kualitatif adalah reaksi dari tradisi yang terkait
dengan positifisme dan post positifisme yang berupaya melakukan kajian budaya
dan interpretatif sifatnya.[6]
Menurut Triyanto
Triwikromo metode kuantitatif adalah jenis penelitan apapun yang
menggunakan nilai-nilai numerik, seperti penilaian statistik, beberapa jenis
penelitian survey, atau metode apapun yang menghasilkan angka-angka.[7] Metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.[8] Metode penelitian kuantitatif
juga merupakan metode yang digunakan untuk menyelidiki obyek (masyarakat) yang
dapat diukur dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat
diteliti/diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks-indeks, atau
tabel-tabel, yang kesemuanya lebih banyak mempergunakan ilmu pasti.[9]
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan
metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya.
Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan
deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif[10]
v Keterampilan Atau Kompetensi Yang Dibutuhkan Dalam
Penelitian
Keterampilan/kompetensi yang
harus dimiliki oleh peneliti kualitatif adalah sebagi berikut :
1.
waspada
2.
bisa
menganalisis situasi secara kritis,
3.
mengenal
serta enghindari diri dari prasangka prasangka untuk mendapatkan data yang
benar benar reliabel dan valid
4.
mampu
berfikir secara abstrak
Untuk melakukan ketrampilan itu semua peneliti kualitatif
membutuhkan atau memerlukan suatu teori dan kepekaan sosial, kemampuan untuk
mempertahankan jarak analisis ketika pada saat yang bersamaan dalam menggunakan
pengalaman-pengalaman masa lalu dan juga pengalaman dan pengetahuan teoritis
untuk mengintepretasikan apa yang dilitnya. Begitu pula kemampuan mengobservasi
secara tajam dan kemampuan berinteraksi secara baik.[11]
Menurut prof dr. Sugiono dalam bukunya yang berjudul metode
penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D mengemukakan bahwa
kompetensi/keterampilan yang harus dimiliki peneliti kuantitatif diantaranya
adalah:
1.
Memiliki
wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti
2.
Mampu
melakukan analisis masalah secara akurat
3.
Mampu
menggunakan teori yang tepat
4.
Memahami
berbagai jenis metode penelitian kuantitatif
5.
Memahami
teknik sampling
6.
Mampu
menyusun instrumen untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu
mengukur validitas dan reliabilitas
7.
Mampu
mengumpulkan data dengan metode kuisioner maupun dengan cara wawancara dan
observasi
8.
Mampu
menyajikan data, menganalisis secara kuantitatif dan menjawab hipotesis yang
telah dirumuskan
9.
Mampu
memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hipotesis
v Fungsi Penenitian
Penelitian kualitatif
difungsikan dan dimanfaatkan untuk keperluan :
1.
Pada
penelitian awal dimana subyek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan
kurang dipahami
2.
Pada
upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motifasi
3.
Untuk
penelitian konsultatif
4.
Memahami
isu-isu rumit suatu proses
5.
Memahami
isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang
6.
Untuk
memahami isu-isu yang sensitif
7.
Untuk
keperluan evaluasi
8.
Untuk
meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti penelitian
kuantitatif
9.
Digunakan
untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan tentang latar belakang subyek
penelitian
10.
Untuk
lebih dapat memahami fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui.
11.
Menemukan
perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui
12.
Digunakan
peneliti untuk meneliti secara mendalam
13.
Untuk
menelaah suatu latar belakang
Penelitian kualitatif digunakan dengan alasan :
1.
Konvensi
dari para peneliti itu sendiri didasarkan atas pengalaman
2.
Sifat
masalah penelitian itu sendiri
3.
Digunakan
untuk menemukan dan memehami secara
terperinci tentang apa yang tersembunyi dibalik fenomena.[14]
Adapun menurut Margono mengemukakan alasan mengenahi maksud
dilakukannya penelitian kualitatif yaitu:
1.
Untuk
menanggulangi banyaknya informasi yang hilang seperti yang dialami oleh
penelitian kuantitatif
2.
Untuk
menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan
kebenaran hipotesis, berdasarkan pemikiran deduktif
3.
Untuk
menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya
Penelitian kuantitatif digunakan atau difungsikan apabila:
1.
Bila
masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
2.
Bila
peneliti ingin mendapatkan informasi yang sangat luas dari sebuah populasi
3.
Bila
ingin mengetahui treatmen tertentu terhadap yang lain.
4.
Bila
peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian
5.
Bila
peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasar fenomena empiris yang
dapat diukur
6.
Bila
ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu.[16]
v Proses Penelitian
Dibawah ini merupakan gambar dari proses penelitian
kualitatif dan kuantitatif, gambar pertama merupakan gambar dari proses
penelitian kuantitatif, sedangkan gambar kedua merupakan gambar dari proses
penelitian kualitatif.[17]
Penelitian
kuantitatif

Penelitian
kualitatif

v Perincian Perbedaan Antara Kulitatif
dan Kuantitatif
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan
kualitatif, seperti berikut ini:[18]
1.
Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif
lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti
mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai
variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang
dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan
indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut
dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik.
Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan
dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2.
Dari segi konsep atau
teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya,
melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian
para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep
sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep,
teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan
,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3.
Dari segi hipotesis,
penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori
relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan
hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di
tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang
lebih mendalam lagi.
4.
Dari segi teknik
pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner,
sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5.
Dari segi permasalahan atau
tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui
tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar
satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif
menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di
balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6.
Dari segi teknik memperoleh
jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran
(besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh
dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah
ditentukan sebelum pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan
data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai
informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang
kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.
Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah
“tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab
informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan
sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya
didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7.
Dari segi alur pikir
penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni
dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan.
Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life
story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa
evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema,
konsep atau teori sebagai temuan.
8.
Dari bentuk sajian data,
penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif
datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan
responden.
9.
Dari segi definisi
operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian
kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel
(definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika
penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian
telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan
menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan
jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan
pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. Dari segi analisis
data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan
menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis
datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan
cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan
seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen
berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi
dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan
agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi.
Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data
oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian,
sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data
atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap
interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep
tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden.
Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti,
berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
Lexy dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian
kualitatif juga menjelaskan secara rinci tentang perbedaan-perbedaan yang
terdapat pada kedua metode penelitian tersebut dengan ulasan yang berda pada
tabel di bawah ini:[19]
NO
|
ASPEK
|
KUANTITATIF
|
KUALITATIF
|
1
|
Maksud
|
Membuat deskripsi
objektip tentang fenomena terbatas dan membutuhkan apakah fenomena dapat
dikontrol melalui beberapa intervensi
|
Mengembangkan
pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperthitungkan konteks yang
relevan.
|
2
|
Tujuan
|
Menjelaskan,
merapmalkan dan atau mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus
dari data nomerik.
|
Memahami fenomena
social melalui gambaran holistic dan memperbanyak pemahaman mendalam
|
3
|
Pendekatan
|
Menjelaskan
penyebab fenomena social melalui pengikuran objektif dan analisis numerikal
|
Berasumsi bahwa
‘subjek matter’ suatu ilmu social adalah berbeda dengan ‘ subjek matter’ daei
ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang bebeda untuk inkuiri dan
seperangkat meted penyelidikan yang berbeda. Indukti, berisi-nilai (
subjektif ), holistic, dan berorientasi proses.
|
4
|
Asumsi
|
Berasumsi bahwa
tujuan dan metode ilmu sosialadalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan
jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena
deduktif, bebas-nilai (objektif), terfokus dan berorientasi tujuan.
|
Perilaku terkait
konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan social tidak bias direduksi
menjadi variable variable sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari
pemahaman tentang kenyataan dari segi persepektif’ orang dalam’; menerima
subjektivitas dari peneliti dan pemeran serta.
|
5
|
Model Penjelasan
|
Penemuan fakta
social tidak berasal dari presepsi subjektif dan terpisah dari konteks.
|
Upaya
generalisasi tidak tahu kerna perilaku manusia terikat konteks dan
harus diinterpretasukan kasus perkasus.
|
6
|
Nilai
|
Bergantung pada
model penjelasan hipotetiko-dedktif dengan memulai darri teori darimana
hipotesis ditarik dan dites dengan menggunakan dengan prosedur yang
ditentukan terlebih dahulu.
|
Beragumentasi
bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus ekplisit tentang
peranan bawa nilai memegang peranan dalam setiap sesuatu studi. Beranggapan
bahwa nilai merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang
harus diselidiki. b) metode yang harus diteliti. c) cara untuk
menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada.
|
7
|
Alasan
|
Menerima nilai
peneliti dpat berperean dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi
peneliti itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang
untuk mengisolasikan dan mengeluarkan nsur unsur subjektif dan mencari
kenyataan objektif.
|
Induktif–melakukan
pengamatan dan menarik kesimpulan.
|
8
|
Generalisasi
|
Deduktif –
deduksi dari teori apa yang akan diamati.
|
Berasumsi bahwa
setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi
keunkan; generalisasi bergabtung pada konteks.
|
9
|
Hubungan peneliti
dengan subjek
|
Berasusmsi bahwa
cara ini dapat menemukan ‘hukum’ yang menambah pda prediksi yang dapat
dipercaya dan pada montrol tentang kenyataan/fenomena. Mencari keteraturan
dari dalam sampel individu; analisis statistic menyatakan kecendrungan
tentang perilaku dan kecendrungan sudah cukup untuk memperoleh nilai praktis.
|
Peneliti secara
aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan
itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan
memutuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan.
Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela
mengajukan gagasan dan presepsinya dan berpartisipasi dalam analisis data.
|
10
|
Nilai Orientasi
|
Tujuan peneliti
adalah objektifitas; berusaha memlihara pandangan pribadi, kepercayaan,
‘biasies’dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses. Melibatkan
interaksi minimal dan jika interaksi
diperlukan ( wawancara) lalu berusaha membakukan proses.peranan sampel dalam
studi adalah pasif.
|
Mempercayai bahwa
seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai
pribadi secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terkait pada
konteks.
|
11
|
Studi tentang
konteks
|
Berupaya agar
nilai pribadi bebas dari desain penelitian dan menghindadi usaha membuat
keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti.
|
Berupaya memahami
fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam
konteks. Belum mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah
berlangsung; mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang
muncul) yang kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak
adalah kontinu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif.
|
12
|
Desain
|
Berupaya memahami
fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen ( disebut
variable). Setiap penelitian menguji hanya beberapa kemungkinan variable yang
dapat diteliti; konteks situasi daiabaikan atau control. Data dikumpulkan
dalam beberapa interval dan memfokuskan pada pengukuran yang tepat.
|
Fleksibel/luwes,
dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan
hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan
intervensi dan berupaya agar gangguan sedikit mungkin.
|
13
|
Metode
|
Terstruktur,
formal, difokuskan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci
terlebig dahulu sebelum penelitian dilakukan. Dapat diteliti; konteks situasi
diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan
memfokus pada pengukuran yang tepat.
|
Historical,
etnografis, dan studi kasus intervensi dan berupaya agar gangguan sedikit
mungkin.
|
14
|
Hipotesis
|
Deskriptif,
korelasional, perbandinga-kausal, dan eksperiman.
|
Cenderung untuk
mencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai
sesuatu yang relative, berkembang dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.
|
15
|
Pengukuran
|
Hamper selalu
mengets hipotesis. Hipotesisi dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat
dites, dan dinyatakan sebelum suatu studi dilakukan.
|
Prosedurnya
sedikit subjektif, peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan
berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungannya; percaya bahwa
kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tigas yang rumit dan terhadap
dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah.
|
16
|
Review
Kepustakaan
|
Tujuan pengukuran
adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan data tidak
dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, bias dan persepsi; banyak bergantung
pada tes, skala dan kuesionar terstruktur yang dapat diadministrasikan pada
kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk
skoring data dirinci secara tepat untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua
skor memproleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerical.
|
Terbatas, sebagai
acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji
teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan teori dari
data.
|
17
|
Latar Penelitian
|
Ekstensif, yang
dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori dilakukan untuk menemukan
konsep, variable, dan menata penelitian hipotesis.
|
Naturalistik
(sebagaimana adanya) sejauh mungkin.
|
18
|
Sampling
|
Sejauh mungkin
dikontrol sampling teoritis dan sampling digunakan sebanyak mungkin digunakan
sebagai mempertimbangkan.
|
Bertujuan;
dimaksudkan untuk memilih sejumlah ‘ kecil’, dantidak harus representative,
sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam
|
19
|
Data
|
Random/acak;dimaksudkan
untuk memilih dari sejumlah individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel
yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk megeneralisasi hasilnya
kepada populasi. Sertifikasi, kelomok control, mengontrol variable ekstaneus.
|
Naratif,
deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan
lapangan, artifak, dokumen resmi dan video tapes, transkrip.
|
20
|
Strategi
Pengumpulan Data.
|
Numeric, variable
dioperasionalkan, statistical, dihitung dan diadakan pengukuran.
|
Pengumpulan
dokumen, pengamatan berperan serta (participant observation), wawancara
tida-tersetruktur dan informal, mencatat data dalam catatan lapangan secara
intensif, menilai artifak.
|
21
|
Subjek
|
·
Pengamatan
terstrukutur yang non-partisipan, wawancara semi-terstruktur dan formal,
administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian survei,
eksperimen-kuasi
·
Subjek penelitian
berjumlah besar, pemilihan secara acak.
|
Jumlah subjek
penelitian kecil; teknik sampling bertujuan bertujuan
|
22
|
Analisis data
|
Deduktif, secara
statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasa yang dianalisis
secara statistik. Adata kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan
pada akhir penelitian.
|
Induktif,
model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data
dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan
catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola
yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh, termasuk
kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
|
23
|
Interpretasi data
|
Kesimpulan dan
generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, ditanyakan dengan derajat
kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu.
|
Kesimpulan adalah
tentatif, direviu atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang
generalisasi diabaikan.
|
24
|
kriteria
|
Validitas internal-
bagamaina kebenaran ditemukan. Validitas eksternal- bagaimana penerapan
temuan-temuan pada latar lainnya. Objektivitas- bagaimana seharusnya kita
dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari subjek daripada
hasil dari “biases” para penelitian.
|
Kredebilitas-
penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara
secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan- beban untuk memaparkan
penerapan temuan-temuan pada latar lainnya tergantung pada peneliti yang
harus mengadakan uraian rinci tentang keadaan latar untuk keperluan
penerapan.
|
25
|
Frasa kunci
|
Eksperimental
data numeri, empirik, dan statistikal.
|
Deskriptif,
naturalistik, dan berorientasi kata.
|
26
|
Konsep kunci
|
Realibilitas,
variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan,
replikasi.
|
Bermakna,
pemahaman awam, proses, dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
|
27
|
Instrumen
penelitian
|
Inventori,
kuesioner, skala, skor tes, indicator kritik.
|
“tape recorder”,
catatan lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
|
28
|
masalah
|
Mengontrol
variabel, validitas.
|
Memakan waktu,
prosedur, tidak baku, reliabilitas- keabsahan data.
|
v Daftar Pustaka
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, cet 4, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Hadi, Sutrisno, Metodologi
Research, Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
Hamidi, Metode
Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan
Penelitian. Malang: UMM Press, 2004.
Http://Pandidikan.Blogspot. Com/2011/03/ Perbedaan
–Metode –Penelitian -Kuantitatif. Html. Dalam Google.
Http://Aldoranuary26. Blog.Fisip. Uns. Ac.Id/2012/02/29/
Paradigma-Penelitian-Kuantitatif/ dalam Google.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rieneka
Cipta, 2004.
Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Muehadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:
Rake Sarasin, 2000.
Prastowo, Andi, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif
Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Arruzz Media 2011.
Srtauss, Anselm dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian
Kualitatif, Djunaidi Ghony tarmjamah, Surabaya: Bina Ilmu, 1997.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2005.
Triyanto Triwikromo, How To Do Media And Cultural
Studies, Yogyakarta: Mizan Publika, 2003.
Wiyarti, Mg. Sri dan Sutapa Mulya, Sosiologi. Surakarta: UNS Press,
2007.
[1] Prof. Dr. H.M.
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, cet 4, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), hal. 3
[2]Http://Aldoranuary26.
Blog.Fisip. Uns. Ac.Id/2012/02/29/ Paradigma-Penelitian-Kuantitatif/ dalam Google
diakses tanggal 23 Januari 2013.
[3] Prof. Dr. Nana
Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2005), hal. 53
[4] Noeng
Muehadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,
2000), hal. 52
[5] Prof. Dr.
Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research, Jilid II (Yogyakarta: Andi
Offset, 2004), hal. 44
[6] Andi Prastowo,
Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
(Yogyakarta: Arruzz Media 2011) hal. 21
[7] Triyanto Triwikromo, How To Do Media And Cultural
Studies,
(Yogyakarta: Mizan Publika, 2003), hal.
15
[8] Prof. Dr.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 8
[10]Http://Pandidikan.Blogspot.Com/2011/03
/Perbedaan-Metode-Penelitian-Kuantitatif. Html. dalam Google, diakses pada tanggal 16
Januari 2013.
[11] Anselm Srtauss
dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Djunaidi Ghony
tarmjamah,
(Surabaya: Bina Ilmu, 1997),
hal. 12
[12] Prof. Dr.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,....... hal. 28
[13] Prof. Dr. Lexy
Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 7
[14] Anselm Srtauss
dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,.........., hal.13
[15] Drs. Margono, Metode
Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2004), hal. 37
[16]Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif,.........., hal. 24
[17] Lihat Prof.
Dr. Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, hal. 18 dan 21
[18]Hamidi, Metode
Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan
Penelitian. (Malang: UMM Press, 2004), hal 14-16
[19] Prof Dr. Lexy
Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif,......., hal. 31-37