Selasa, 19 Agustus 2014

PERBEDAAN METODE KUANTITATIF DAN KUALITATIF




PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

v  Aliran Filsafat Yang Menaungi
Berdasarkan sejarah sosial, pendekatan kualitatif dibangun berdasarkan tradisi pemikiran Jerman yang lebih banyak mengadopsi pemikiran filsafat Plato yang humanistik. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan Plato  terhadap manusia lebih banyak menempatkan manusia sebagai mahluk humanistis dari pada manusia sebagai homo sapiens. Karena itu Plato memandang manusia sebagai manusia, bahkan plato lebih dahulu melihat manusia dipengaruhi oleh rasionya, karena itu manusia memiliki idealisme, gagasan Plato mempengaruhi Edmun Hussel, Martin Heidegger, dan Merleau Ponty. Mereka adalah pelopor aliran fenomenologi, sebuah aliran filsafat yang mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak terisolasi satu sama lain melainkan selalu berhubungan secara dialektis.[1]
Metode kuantitatif berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental atau empiricist. Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke. “Gaya” penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas.[2] Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif.[3] Dasar dari berfikir positivistik dalam upaya mencari kebenaran dilandaskan pada besar kecilnya frekuensi kejadian atau variasi obyek. Dalam positivisme pengujian obyektivitas, reliabilitas, dan validitas dijadikan ukuran apakah penelitian itu berkualitas tinggi atau tidak.[4] Metode ini menggunakan metode berfikir deduktif. Deduksi merupakan pemikiran yang dikemukakan oleh ahli ilmu pengetahuan yang berasal dari zaman Yunani kuno yaitu Aristoteles.[5]

v  Pengertian Penelitian
Menurut bogdan dan tailor metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data deskriftif kualitatif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan diarahkan secara holistik (secara menyeluruh) metode penelitian kualitatif sering disebut penelitiaan natural. Dalam penjelasan lain Bogdan dan Tailor menerangkan bahwa penelitian kualitatif adalah reaksi dari tradisi yang terkait dengan positifisme dan post positifisme yang berupaya melakukan kajian budaya dan interpretatif sifatnya.[6]
Menurut Triyanto Triwikromo metode kuantitatif adalah jenis penelitan apapun yang menggunakan nilai-nilai numerik, seperti penilaian statistik, beberapa jenis penelitian survey, atau metode apapun yang menghasilkan angka-angka.[7]  Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.[8]  Metode penelitian kuantitatif juga merupakan metode yang digunakan untuk menyelidiki obyek (masyarakat) yang dapat diukur dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diteliti/diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks-indeks, atau tabel-tabel, yang kesemuanya lebih banyak mempergunakan ilmu pasti.[9]
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif[10]
v  Keterampilan Atau Kompetensi Yang Dibutuhkan Dalam Penelitian
Keterampilan/kompetensi yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif adalah sebagi berikut :
1.         waspada
2.         bisa menganalisis situasi secara kritis,
3.         mengenal serta enghindari diri dari prasangka prasangka untuk mendapatkan data yang benar benar reliabel dan valid
4.         mampu berfikir secara abstrak
Untuk melakukan ketrampilan itu semua peneliti kualitatif membutuhkan atau memerlukan suatu teori dan kepekaan sosial, kemampuan untuk mempertahankan jarak analisis ketika pada saat yang bersamaan dalam menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu dan juga pengalaman dan pengetahuan teoritis untuk mengintepretasikan apa yang dilitnya. Begitu pula kemampuan mengobservasi secara tajam dan kemampuan berinteraksi secara baik.[11]
Menurut prof dr. Sugiono dalam bukunya yang berjudul metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D mengemukakan bahwa kompetensi/keterampilan yang harus dimiliki peneliti kuantitatif diantaranya adalah:
1.         Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti
2.         Mampu melakukan analisis  masalah secara akurat
3.         Mampu menggunakan teori yang tepat
4.         Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif
5.         Memahami teknik sampling
6.         Mampu menyusun instrumen untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu mengukur validitas dan reliabilitas
7.         Mampu mengumpulkan data dengan metode kuisioner maupun dengan cara wawancara dan observasi
8.         Mampu menyajikan data, menganalisis secara kuantitatif dan menjawab hipotesis yang telah dirumuskan
9.         Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hipotesis
10.     Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas lengkap dan rinci.[12]
v  Fungsi Penenitian
Penelitian kualitatif  difungsikan dan dimanfaatkan untuk keperluan :
1.         Pada penelitian awal dimana subyek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami
2.         Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motifasi
3.         Untuk penelitian konsultatif
4.         Memahami isu-isu rumit suatu proses
5.         Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang
6.         Untuk memahami isu-isu yang sensitif
7.         Untuk keperluan evaluasi
8.         Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti penelitian kuantitatif
9.         Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan tentang latar belakang subyek penelitian
10.     Untuk lebih dapat memahami fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui.
11.     Menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui
12.     Digunakan peneliti untuk meneliti secara mendalam
13.     Untuk menelaah suatu latar belakang
14.     Dimanfaatkan untuk meneliti sesuatu dari segi proses.[13]
Penelitian kualitatif digunakan dengan alasan :
1.         Konvensi dari para peneliti itu sendiri didasarkan atas pengalaman
2.         Sifat masalah penelitian itu sendiri
3.         Digunakan untuk menemukan dan memehami  secara terperinci tentang apa yang tersembunyi dibalik fenomena.[14]
Adapun menurut Margono mengemukakan alasan mengenahi maksud dilakukannya penelitian kualitatif yaitu:
1.      Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang seperti yang dialami oleh penelitian kuantitatif
2.      Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis, berdasarkan pemikiran deduktif
3.      Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya
4.      Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar.[15]
Penelitian kuantitatif digunakan  atau difungsikan apabila:
1.      Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
2.      Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang sangat luas dari sebuah populasi
3.      Bila ingin mengetahui treatmen tertentu terhadap yang lain.
4.      Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian
5.      Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasar fenomena empiris yang dapat diukur
6.      Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.[16]
v  Proses Penelitian
Dibawah ini merupakan gambar dari proses penelitian kualitatif dan kuantitatif, gambar pertama merupakan gambar dari proses penelitian kuantitatif, sedangkan gambar kedua merupakan gambar dari proses penelitian kualitatif.[17]
Penelitian kuantitatif







Penelitian kualitatif
v  Perincian Perbedaan Antara Kulitatif dan Kuantitatif
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif, seperti berikut ini:[18]
1.      Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2.      Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3.      Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4.      Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5.      Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6.      Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7.      Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8.      Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9.      Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10.  Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
11.  Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12.  Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
Lexy dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian kualitatif juga menjelaskan secara rinci tentang perbedaan-perbedaan yang terdapat pada kedua metode penelitian tersebut dengan ulasan yang berda pada tabel di bawah ini:[19]
NO
ASPEK
KUANTITATIF
KUALITATIF
1
Maksud
Membuat deskripsi objektip tentang fenomena terbatas dan membutuhkan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi
Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperthitungkan konteks yang relevan.
2
Tujuan
Menjelaskan, merapmalkan dan atau mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data nomerik.
Memahami fenomena social melalui gambaran holistic dan memperbanyak pemahaman mendalam
3
Pendekatan
Menjelaskan penyebab fenomena social melalui pengikuran objektif dan analisis numerikal
Berasumsi bahwa ‘subjek matter’ suatu ilmu social adalah berbeda dengan ‘ subjek matter’ daei ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang bebeda untuk inkuiri dan seperangkat meted penyelidikan yang berbeda. Indukti, berisi-nilai ( subjektif ), holistic, dan berorientasi proses.
4
Asumsi
Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosialadalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena deduktif, bebas-nilai (objektif), terfokus dan berorientasi tujuan.
Perilaku terkait konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan social tidak bias direduksi menjadi variable variable sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi persepektif’ orang dalam’; menerima subjektivitas dari peneliti dan pemeran serta.
5
Model Penjelasan
Penemuan fakta social tidak berasal dari presepsi subjektif dan terpisah dari konteks.
Upaya generalisasi tidak tahu kerna perilaku manusia terikat konteks dan harus diinterpretasukan kasus perkasus.
6
Nilai
Bergantung pada model penjelasan hipotetiko-dedktif dengan memulai darri teori darimana hipotesis ditarik dan dites dengan menggunakan dengan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu.
Beragumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus ekplisit tentang peranan bawa nilai memegang peranan dalam setiap sesuatu studi. Beranggapan bahwa nilai merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang harus diselidiki. b) metode yang harus diteliti. c) cara untuk menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada.
7
Alasan
Menerima nilai peneliti dpat berperean dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi peneliti itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan nsur unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif.
Induktif–melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan.
8
Generalisasi
Deduktif – deduksi dari teori apa yang akan diamati.
Berasumsi bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunkan; generalisasi bergabtung pada konteks.
9
Hubungan peneliti dengan subjek
Berasusmsi bahwa cara ini dapat menemukan ‘hukum’ yang menambah pda prediksi yang dapat dipercaya dan pada montrol tentang kenyataan/fenomena. Mencari keteraturan dari dalam sampel individu; analisis statistic menyatakan kecendrungan tentang perilaku dan kecendrungan sudah cukup untuk memperoleh nilai praktis.
Peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan memutuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan presepsinya dan berpartisipasi dalam analisis data.
10
Nilai Orientasi
Tujuan peneliti adalah objektifitas; berusaha memlihara pandangan pribadi, kepercayaan, ‘biasies’dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses. Melibatkan interaksi minimal dan  jika interaksi diperlukan ( wawancara) lalu berusaha membakukan proses.peranan sampel dalam studi adalah pasif.
Mempercayai bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai pribadi secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terkait pada konteks.
11
Studi tentang konteks
Berupaya agar nilai pribadi bebas dari desain penelitian dan menghindadi usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti.
Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam konteks. Belum mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah berlangsung; mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif.
12
Desain
Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen ( disebut variable). Setiap penelitian menguji hanya beberapa kemungkinan variable yang dapat diteliti; konteks situasi daiabaikan atau control. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokuskan pada pengukuran yang tepat.
Fleksibel/luwes, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan intervensi dan berupaya agar gangguan sedikit mungkin.
13
Metode
Terstruktur, formal, difokuskan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebig dahulu sebelum penelitian dilakukan. Dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokus pada pengukuran yang tepat.
Historical, etnografis, dan studi kasus intervensi dan berupaya agar gangguan sedikit mungkin.
14
Hipotesis
Deskriptif, korelasional, perbandinga-kausal, dan eksperiman.
Cenderung untuk mencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang relative, berkembang dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.
15
Pengukuran
Hamper selalu mengets hipotesis. Hipotesisi dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum suatu studi dilakukan.
Prosedurnya sedikit subjektif, peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungannya; percaya bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tigas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah.
16
Review Kepustakaan
Tujuan pengukuran adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, bias dan persepsi; banyak bergantung pada tes, skala dan kuesionar terstruktur yang dapat diadministrasikan pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk skoring data dirinci secara tepat untuk meningkatkan  kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua skor memproleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerical.
Terbatas, sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan teori dari data.
17
Latar Penelitian
Ekstensif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori dilakukan untuk menemukan konsep, variable, dan menata penelitian hipotesis.
Naturalistik (sebagaimana adanya) sejauh mungkin.
18
Sampling
Sejauh mungkin dikontrol sampling teoritis dan sampling digunakan sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan.
Bertujuan; dimaksudkan untuk memilih sejumlah ‘ kecil’, dantidak harus representative, sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam
19
Data
Random/acak;dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk megeneralisasi hasilnya kepada populasi. Sertifikasi, kelomok control, mengontrol variable ekstaneus.
Naratif, deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video tapes, transkrip.
20
Strategi Pengumpulan Data.
Numeric, variable dioperasionalkan, statistical, dihitung dan diadakan pengukuran.
Pengumpulan dokumen, pengamatan berperan serta (participant observation), wawancara tida-tersetruktur dan informal, mencatat data dalam catatan lapangan secara intensif, menilai artifak.
21
Subjek
·         Pengamatan terstrukutur yang non-partisipan, wawancara semi-terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian survei, eksperimen-kuasi
·         Subjek penelitian berjumlah besar, pemilihan secara acak. 
Jumlah subjek penelitian kecil; teknik sampling bertujuan bertujuan
22
Analisis data
Deduktif, secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasa yang dianalisis secara statistik. Adata kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian.
Induktif, model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
23
Interpretasi data
Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, ditanyakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu.
Kesimpulan adalah tentatif, direviu atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang generalisasi diabaikan.
24
kriteria
Validitas internal- bagamaina kebenaran ditemukan. Validitas eksternal- bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objektivitas- bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari subjek daripada hasil dari  “biases” para penelitian.
Kredebilitas- penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan- beban untuk memaparkan penerapan temuan-temuan pada latar lainnya tergantung pada peneliti yang harus mengadakan uraian rinci tentang keadaan latar untuk keperluan penerapan.
25
Frasa kunci
Eksperimental data numeri,  empirik, dan statistikal.
Deskriptif, naturalistik, dan berorientasi kata.
26
Konsep kunci
Realibilitas, variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan, replikasi. 
Bermakna, pemahaman awam, proses, dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
27
Instrumen penelitian
Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indicator kritik.
“tape recorder”, catatan lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
28
masalah
Mengontrol variabel, validitas.
Memakan waktu, prosedur, tidak baku, reliabilitas- keabsahan data.


v  Daftar Pustaka

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, cet 4,  Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Hadi, Sutrisno,  Metodologi Research, Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press, 2004.

Http://Pandidikan.Blogspot. Com/2011/03/ Perbedaan –Metode –Penelitian -Kuantitatif. Html. Dalam Google.
Http://Aldoranuary26. Blog.Fisip. Uns. Ac.Id/2012/02/29/ Paradigma-Penelitian-Kuantitatif/ dalam Google.

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rieneka Cipta, 2004.

Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Muehadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.

Prastowo, Andi, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Arruzz Media 2011.

Srtauss, Anselm dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Djunaidi Ghony tarmjamah, Surabaya: Bina Ilmu, 1997.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung:  Alfabeta, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

Triyanto Triwikromo, How To Do Media And Cultural Studies, Yogyakarta: Mizan Publika, 2003.

Wiyarti, Mg. Sri dan Sutapa Mulya, Sosiologi. Surakarta: UNS Press, 2007.



[1] Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, cet 4, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 3
[2]Http://Aldoranuary26. Blog.Fisip. Uns. Ac.Id/2012/02/29/ Paradigma-Penelitian-Kuantitatif/ dalam Google diakses tanggal 23 Januari 2013.
[3] Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 53
[4] Noeng Muehadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000),  hal. 52
[5] Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Research, Jilid II (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hal. 44
[6] Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. (Yogyakarta: Arruzz Media 2011)  hal. 21
[7] Triyanto Triwikromo, How To Do Media And Cultural Studies, (Yogyakarta: Mizan Publika, 2003),  hal. 15
[8] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung:  Alfabeta, 2009), hal. 8
[9] Mg. Sri Wiyarti dan Sutapa Mulya, Sosiologi. (Surakarta : UNS Press, 2007), hal. 23
[11] Anselm Srtauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Djunaidi Ghony tarmjamah,
(Surabaya: Bina Ilmu, 1997),  hal. 12
[12] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,....... hal. 28
[13] Prof. Dr. Lexy Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),  hal. 7
[14] Anselm Srtauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,..........,  hal.13
[15] Drs. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2004), hal. 37
[16]Prof. Dr.  Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,.........., hal. 24
[17] Lihat Prof. Dr.  Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 18 dan 21
[18]Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. (Malang: UMM Press, 2004),  hal 14-16
[19] Prof Dr. Lexy Moleong, MA, Metode Penelitian Kualitatif,......., hal. 31-37